Selasa, 13 Januari 2009

Terimpit di Tengah Krisis


jakarta: Imbas krisis ekonomi global kian dekat. Ketakutan terjadinya pemutusan hubungan kerja massal akibat penurunan kapasitas produksi industri dengan pasar eskpor benar-benar terjadi. Tak pelak, aksi protes dalam skala besar maupun kecil oleh kaum buruh muncul meminta perusahaan tidak memecat mereka, menuntut pesangon yang belum dibayarkan setelah dirumahkan, atau meminta dipekerjakan lagi sebagai karyawan.

Imbas krisis global bukan hanya dirasakan buruh. Para pengusaha juga waswas dengan kelangsungan bisnisnya. Maklum, tidak sedikit dari industri yang ada berorientasi pada pasar global alias ekspor. Apalagi sejumlah kalangan menyatakan krisis baru dimulai dan diperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan 2010.

Roda perokonomian dunia memang langsung terpuruk sejak Amerika Serikat dilanda krisis keuangan yang diikuti jatuhnya harga saham dunia. Kini nyaris tidak ada order barang dari Negeri Adidaya itu. Termasuk produk-produk dari Indonesia, di antaranya tekstil, furnitur, dan komoditi unggulan seperti sawit, kopi, dan kakao.

Merosotnya permintaan pasar itulah yang memaksa sejumlah perusahaan di Indonesia mengambil langkah pemutusan hubungan kerja alias PHK terhadap belasan ribu buruhnya. Hingga Desember ini, setidaknya sudah ada 17 ribu buruh yang di-PHK. Angka PHK dipastikan akan meningkat karena saat ini ada 50 ribu buruh yang sedang dalam proses pengesahan untuk diberhentikan sebagai pekerja.

Untuk menyelamatkan buruh dari ancaman PHK massal, pemerintah telah merevisi surat keputusan bersama atau SKB empat menteri. Upah buruh tidak lagi dikebiri pada angka pertumbuhan ekonomi nasional enam persen tetapi dengan mempertimbangkan angka inflasi. Namun sebagian besar organisasi buruh menilai SKB tidak diperlukan karena tak melindungi buruh.

Pemerintah pekan ini pun kembali menunjukkan keseriusannya membantu dunia usaha keluar dari jerat krisis global. Sejumlah paket penyelamatan sudah dibuat termasuk proyek padat karya yang bisa menyerap tiga juta tenaga kerja hingga 2009. Lantas masih adakah optimisme di tengah perekonomian Indonesia yang ikut terpuruk? Akankah upaya pemerintah keluar dari krisis global ini efektif? Saksikan selengkapnya dalam tayangan video Sigi 30 Menit edisi 14 Desember 2008.

0 komentar: