Rafah: Memasuki hari ke-17 agresi militer Israel terhadap Jalur Gaza, Palestina, melalui udara, darat, laut semakin intensif. Gempuran juga ditujukan ke wilayah perbatasan. Sejak Senin (12/1) siang, perbatasan Mesir-Gaza. Bahkan, beberapa jam yang lalu sempat menyaksikan bom-bom Israel yang dijatuhkan tak jauh dari perbatasan.
Di kawasan Rafah yang masuk wilayah Gaza, Israel terus membombardir sejumlah titik yang diyakini sebagai tunnel atau terowongan. Terowongan ini diduga digunakan untuk meloloskan senjata dari Mesir ke Gaza. Bahkan, dua pesawat tempur Israel mengebom di satu titik selama tiga kali hanya dalam tempo sepuluh menit. Pesawat pengintai pun tampak di wilayah perbatasan itu. Namun, sejauh ini, belum diketahui secara pasti sasaran itu terowongan yang dicurigai atau bukan.
Semakin intensifnya gempuran di perbatasan maupun Jalur Gaza memang seperti yang dijanjikan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert. Bahkan, saat ini, sekitar 10 ribu prajurit cadangan Israel mulai dilibatkan untuk memasuki wilayah Jalur Gaza. Pasukan cadangan ini dilatih khusus untuk menghadapi perang kota. Lantaran itulah, pertempuran diperkirakan bakal sengit.
Perang memang banyak menimbulkan penderitaan, terutama bagi warga sipil. Magdha Hassan, misalnya. Perempuan warga Kota Rafah ini tampak bersedih. , Orang itu menuturkan dirinya kehilangan kontak dengan adiknya yang menikah dengan warga Gaza. Kendati demikian, Magdha terus mencoba mengontak sang adik melalui jaringan telepon. Ia pun berharap pemerintah Mesir membantu dirinya.
Hingga saat ini, serangan bertubi-tubi masih terus dilancarkan oleh Israel ke Gaza. Kapal perang Israel menembakkan lebih dari 25 mortar sehingga menimbulkan kerusakan hebat pada beberapa bangunan di Gaza. Pasukan Israel beserta tank-tank mereka pun terus merangsek ke wilayah berpopulasi tinggi di Gaza. Baku tembak pun terjadi antara serdadu Israel dan pejuang Hamas yang dituduh melancarkan serangan roket ke wilayah selatan Israel.
Di wilayah Zeitoun, sebelah selatan Kota Gaza, asap hitam akibat serangan tampak jelas. Sebuah rumah milik mantan salah satu pemimpin Hamas, Mohammed Dahlan, rata dengan tanah. Namun, sejauh ini belum ada keterangan resmi mengenai kondisi Dahlan.
Korban pun terus berjatuhan. Anak-anak termasuk di antara korban yang terluka. Bahkan sebuah ambulans rusak akibat tembakan dari pasukan Israel. Rumah sakit di kawasan Shifa, Gaza, yang merawat korban luka berjuang untuk bertahan dengan persediaan medis yang semakin menipis. Sedangkan korban terus-menerus bertambah.
Fakta terbaru menyebutkan pada sejumlah korban ditemukan luka bakar yang cirinya disebabkan senjata kimia. Dikhawatirkan, Israel kembali menggunakan bom kimia fosfor putih. Ini adalah senjata yang pernah digunakan Negeri Zionis itu saat bertempur melawan Hizbullah di Lebanon, tahun 2006 [baca: Pasukan Cadangan Israel Dilibatkan].
Penggunaan senjata fosfor putih sampai saat ini masih memicu kontroversi karena dampak yang bisa ditimbulkan terhadap warga sipil. Penggunaan fosfor putih ditandai dengan asap putih tebal yang bisa menimbulkan luka bakar serius bagi yang terkena atau menghirupnya.
Sudah lebih dari dua pekan agresi Israel ke Gaza. Hampir 900 orang warga Palestina tewas, sedangkan korban cedera tak kurang dari 3.700 orang.
Di kawasan Rafah yang masuk wilayah Gaza, Israel terus membombardir sejumlah titik yang diyakini sebagai tunnel atau terowongan. Terowongan ini diduga digunakan untuk meloloskan senjata dari Mesir ke Gaza. Bahkan, dua pesawat tempur Israel mengebom di satu titik selama tiga kali hanya dalam tempo sepuluh menit. Pesawat pengintai pun tampak di wilayah perbatasan itu. Namun, sejauh ini, belum diketahui secara pasti sasaran itu terowongan yang dicurigai atau bukan.
Semakin intensifnya gempuran di perbatasan maupun Jalur Gaza memang seperti yang dijanjikan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert. Bahkan, saat ini, sekitar 10 ribu prajurit cadangan Israel mulai dilibatkan untuk memasuki wilayah Jalur Gaza. Pasukan cadangan ini dilatih khusus untuk menghadapi perang kota. Lantaran itulah, pertempuran diperkirakan bakal sengit.
Perang memang banyak menimbulkan penderitaan, terutama bagi warga sipil. Magdha Hassan, misalnya. Perempuan warga Kota Rafah ini tampak bersedih. , Orang itu menuturkan dirinya kehilangan kontak dengan adiknya yang menikah dengan warga Gaza. Kendati demikian, Magdha terus mencoba mengontak sang adik melalui jaringan telepon. Ia pun berharap pemerintah Mesir membantu dirinya.
Hingga saat ini, serangan bertubi-tubi masih terus dilancarkan oleh Israel ke Gaza. Kapal perang Israel menembakkan lebih dari 25 mortar sehingga menimbulkan kerusakan hebat pada beberapa bangunan di Gaza. Pasukan Israel beserta tank-tank mereka pun terus merangsek ke wilayah berpopulasi tinggi di Gaza. Baku tembak pun terjadi antara serdadu Israel dan pejuang Hamas yang dituduh melancarkan serangan roket ke wilayah selatan Israel.
Di wilayah Zeitoun, sebelah selatan Kota Gaza, asap hitam akibat serangan tampak jelas. Sebuah rumah milik mantan salah satu pemimpin Hamas, Mohammed Dahlan, rata dengan tanah. Namun, sejauh ini belum ada keterangan resmi mengenai kondisi Dahlan.
Korban pun terus berjatuhan. Anak-anak termasuk di antara korban yang terluka. Bahkan sebuah ambulans rusak akibat tembakan dari pasukan Israel. Rumah sakit di kawasan Shifa, Gaza, yang merawat korban luka berjuang untuk bertahan dengan persediaan medis yang semakin menipis. Sedangkan korban terus-menerus bertambah.
Fakta terbaru menyebutkan pada sejumlah korban ditemukan luka bakar yang cirinya disebabkan senjata kimia. Dikhawatirkan, Israel kembali menggunakan bom kimia fosfor putih. Ini adalah senjata yang pernah digunakan Negeri Zionis itu saat bertempur melawan Hizbullah di Lebanon, tahun 2006 [baca: Pasukan Cadangan Israel Dilibatkan].
Penggunaan senjata fosfor putih sampai saat ini masih memicu kontroversi karena dampak yang bisa ditimbulkan terhadap warga sipil. Penggunaan fosfor putih ditandai dengan asap putih tebal yang bisa menimbulkan luka bakar serius bagi yang terkena atau menghirupnya.
Sudah lebih dari dua pekan agresi Israel ke Gaza. Hampir 900 orang warga Palestina tewas, sedangkan korban cedera tak kurang dari 3.700 orang.
0 komentar:
Posting Komentar