Bencana alam yang terjadi di akhir 2007 dan awal tahun itu pun menjadi fokus utama garapan Suyoto sekarang. “Kita semua tahu banjir yang menerjang Bojonegoro membawa kerusakan yang cukup besar,” kata Suyoto kepada wartawan koran ini.
Menurut dia, akaibat banjir tersebut, berbagi sarana infrastruktur seperti jalan dan jembatan,banyak yang rusak.Untuk memperbaiki jalan dan jembatan tersebut, memerlukan dana yang tidak sedikit. Suyoto menjelaskan, Dana APBD tahun ini tidak dapat digunakan banyak untuk penanganan banjir.
Meski ada dana tak tersangka Rp 1,7 miliar, itu belum cukup. Apalagi, sebagian besar dana itu suda digunakan untuk banjir. Sementara saat ini, hanya tersisa Rp 300 juta.
“Dana itu, akan digunakan semua, ditambah hasil Evisiensi, serta dari pemerintah pusat, yakni Menko Kesra. Juga pemerintah provinsi. Kalau jumlahnya belum tahu, masih diusulkan semua,” tuturnya.
Saat ini, APBD tingal menungu restu Gubernur. Kecil kemungkinan ada perubahan angaran secara mencolok. “Karena itu, dalam PAK nanti kita bahas dan kita carikan jalan keluar,” ujarnya.
Untuk “membangun” angaran Suyoto saat ini meminta satuan kerja (satker) dan dinas dilingkungan pemerintahanya melakukan evesiensi. Hasil dari evesiensi angaran itu, kata dia, nantinya digunakan sebagai dana tambahan pembenahan infrastruktur. “Saya tidak menargetkan berapa yang harus di hemat masing-masing satuan satker, karena suda bisa berhemat itu suda bagus. “Sehinga dana bisa dimanfaatkan untuk yang lain,” tutur pria yang akrab disapa Kang Yoto itu.
Akibatnya rusaknya jalan dan jembatan akibatnya rusaknya jalan dan jembatan, lanjut dia, akses ekonomi banyak yang terhambat. Perekonomian warga dan distribusi barang menjadi kurang lancar. “Karena itu, ini menjadi perhatian utama saya tanpa meningalkan sektor yang lain.,” imbuhnya.
Pada ABDN ini sebenarnya ada pembangunan jalan secara multiyears. Namun, menurut Suyoto, dana multiyears yang ada untuk pembangunan jalan poros kecamatan. Padahal, saat ini kerusakan akibat banjir tidak hanya di jalan kecamatan. ” Juga jalan desa, provinsi, ataupun jalan lainnya, “jelasnya.
Agar warga Bojonergoro bisa segera bangkit, Suyoto bakal mengenali potensi - potensi ekonomi yang ada. Tahun ini dia menargetkan peta potensi ekonomi harus sudah jadi. sehingga tahun depan dirinya sudah tahu apa yang layak di kembangkan dari peta tersebut.
“Saat ini sedang dalam proses penyusunan peta ekonomi tersebut,” tuturnya. Selain itu, Suyoto bakal meningkatkan pelayanan publik, pria yang juga ketua DPD PAN Jawa Timur itu menyatakan bahwa tahun ini desentralisasi pelayanan pembuatan KTP juga harus selesai.” sehingga masyarakat dalam mendapatkan KTP tidak susah - susah dan tidak jauh - jauh lagi. Biar efisien,” katanya.
Mengenai biaya, Suyoto mengaku masih menghitung. Sebab untuk pelayanan emmbuat KTP yang cepat memperlukan pelayanan yang online pelayanan di tiap kecamatan.”Yang jelas di PAK nanti lebih konkrit semua, karena APBD sendiri sudah hampir final,” ujarnya.
Suyoto menjelaskan, komputerisasi di tiap kecamatan sebenarnya sudah ada, sehingga tidak perlu lagi membeli komputer baru.” Tahun ini kita juga bakal gandeng investor bangun tower dan kita nuntut pemancar Wi-Fi di setiap kecamatan untuk online tiap komputer,” katanya. Yang pasti, di tahun ini suyoto bakal manindak pos bantuan sosial yang bisa di gunakan membangun masjid. Dana Rp 4 miliar dari pos itu Rp 1,5 miliar di antaranya di gunakan untuk menggratiskan from KTP dan kartu keluarga. Sementara anggaran sisanya, di masukan ke efisien.” kepentingan kita sekarang Private, Comunal atau Public. Tapi saya pilih Public karena bantuan sosial kan sudah banyak yang masuk jesmas di DPRD,” jelasnya. (Sumber : Koran Jawapos, Radar Bojonegoro)
0 komentar:
Posting Komentar